6 Tips Mengurangi Food Waste Dimulai dari Rumah

Seseorang tengah mencatat kebutuhan belanja bahan.

Fenomena food waste semakin marak terjadi di berbagai belahan dunia dan berakibat buruk pada lingkungan, sosial, juga ekonomi. Pada lingkungan, sampah atau limbah makanan berdampak buruk pada ekosistem. Buat kamu yang belum tahu, penyumbang food waste terbesar di dunia dihasilkan dari rumah tangga. Selain food waste ada juga food loss yang yang juga turut memberikan dampak buruk. Agar lebih jelas, Jawara ingin berbagi info seputar isu yang sangat penting ini sekaligus tips bagaimana caranya mengurangi sampah makanan dimulai dari rumah. 

Food Waste dan Food Loss, Apa Bedanya?

Food waste terjadi dari sisaan makanan yang dibuang percuma.

Untuk memahami arti food waste, pertama, perlu dibedakan dulu dengan istilah food loss. Merujuk pada FAO atau Organisasi Pangan dan Pertanian di bawah PBB, food loss adalah penurunan kuantitas makanan yang terjadi di bagian hulu, dari urusan produksi, penyimpanan, hingga pengemasan. Alasannya bisa beragam, seperti masalah infrastruktur, logistik, iklim, ataupun standardisasi kualitas, kesehatan, serta keamanan. 

Lain halnya dengan food waste yang terjadi akibat keputusan dan tindakan di bagian hilir, yaitu di sistem pasar dan konsumen. Untuk level rumah tangga misalnya, kerap terjadi kasus dimana makanan yang masih baik kondisinya sudah keburu dibuang sebelum kadaluarsa. Begitupun juga food waste terjadi karena keputusan konsumen itu sendiri untuk tidak mengonsumsinya, seperti misalnya karena masalah selera, estetika, ataupun standar kualitasnya.

Mengapa fenomena food waste semakin banyak diangkat belakangan ini? Di Indonesia, rata-rata setiap individunya bisa menghasilkan 300 kg sampah makanan setiap tahunnya. The Economist Intelligence Unit (EIU) mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia. Ini dikarenakan 44% sampah yang dihasilkan di Indonesia berasal dari makanan saja. Ironisnya, jumlah tersebut setara dengan  kebutuhan pangan hingga 28 juta orang yang kurang beruntung. .

Cara Mencegah Food Waste dari Rumah

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi angka food waste di Indonesia? Dimulai dari rumah sendiri, kita bisa mengubah kebiasaan sehari-hari dalam hal mengonsumsi dan mengolah makanan. Jawara punya beberapa solusinya, mulai dari meal planning, meal prep, hingga cara menyimpan makanan yang tepat, dan lain-lain. Langsung saja simak yang berikut ini agar bisa mencobanya mulai hari ini!

1. Meal planning

Rencanakan apa saja yang ingin dimasak, setidaknya untuk seminggu ke depan. Catat apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan dan perkirakan berapa banyak kebutuhannya selama jangka waktu yang telah ditentukan tadi. Kalau rajin, bisa juga sambil browsing harga bahan di pasaran agar kita tahu harus berbelanja dimana. Proses meal planning juga berkaitan dengan budgeting, sehingga kita bisa memperkirakan kebutuhan dan kemampuanmu. 

2. Belanja sesuai kebutuhan

Hindari pola belanja yang konsumtif. Memang banyak sekali godaan diskon yang ditawarkan di supermarket atau aplikasi belanja bahan segar online. Tapi hal ini tak lantas membuat kamu jadi berbelanja melebihi kebutuhan, kan?  Bijaklah berbelanja dengan membeli sesuai kapasitas konsumsi rumah tangga. Manfaatkan harga diskon dari bahan tertentu untuk dijadikan menu sehari-hari.  

Selain itu, selalu biasakan berbelanja berdasarkan panduan rencana menu. Proses ini membuat kamu dapat menuliskan daftar bahan yang dibutuhkan sekaligus estimasi jumlahnya. Ini menghindari kita dari perilaku konsumtif dan juga meminimalis bahan-bahan keburu busuk atau rusak karena bahan tersebut bukan kebutuhan dari menu harian kamu.   

3. Yuk, mulai lirik sayur dan buah imperfect

Hanya karena penampilannya tidak elok, bukan berarti sayur atau buah tersebut busuk atau tidak layak konsumsi. Biasanya sayur dan buah semacam ini ditandai grade B atau C dan ini biasanya terjadi akibat hasil panen yang tak sempurna. Hasil panen yang ditolak pasar ini tentu merugikan petani. 

Karena para petani kesulitan menjualnya, maka bahan makanan akan berakhir dibuang. Itulah sebabnya mulai bermunculan LSM yang bekerja sama dengan para petani untuk membeli langsung buah dan sayur grade B atau C ini. Selanjutnya, buah dan sayur tersebut dijual melalui layanan pasar online dan dibanderol dengan harga lebih murah. Nah, selama bisa dikonsumsi, kamu bisa mulai membeli buah dan sayur imperfect ini demi mengurangi food loss sekaligus berhemat dan membantu para petani. Sama-sama untung, kan?

4. Meal Prep

Meal preparation adalah langkah mempersiapkan makanan untuk kemudian diolah atau dihangatkan untuk dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Makanan kemudian disimpan dalam kulkas, lengkap dengan label tanggal sebagai penanda kesegaran ataupun tanggal kapan harus dikonsumsi. Tujuan dari meal prep adalah agar mempersingkat proses masak di dapur dan menghindarkan kita dari pemborosan karena belanja setiap saat. 

Misalnya kita bisa menyiapkan menu komplet untuk sekali makan dalam beberapa wadah bersekat. Menu ini kemudian hanya tinggal dihangatkan dalam microwave atau dengan cara dikukus. Cara lainnya adalah menyiapkan lauk atau lauk pendamping yang sudah matang dan diporsikan dalam wadah. Pada saat akan disantap, lauk dalam wadah tersebut hanya tinggal dihangatkan saja. Misalnya menyiapkan sambal goreng hati kentang dan tumis daging sapi dalam wadah terpisah untuk dinikmati sebagai lauk selama tiga hari.   

Salah satu contoh lain adalah menyiapkan isian risol dalam freezer dan saat kamu akan membuat camilan, kamu tinggal membuat kulitnya. Membuat meal prep sesudah berbelanja dapat mencegah bahan-bahan mentah layu sebelum sempat diolah. Cara ini cocok banget buat kamu yang sibuk dan sering tak sempat mengolah bahan-bahan yang sudah dibelanjakan sebelumnya. 

5. Menyimpan makanan dengan benar

Terjadinya food waste sebetulnya bisa ditanggulangi dengan mengetahui cara menyimpan bahan makanan dengan tepat. Setiap bahan makanan membutuhkan penanganan yang berbeda dan bila kita luput, maka akan cepat basi dan menjadi food waste.

Kulkas hadir sebagai alat elektronik yang sangat mempermudah hidup kita, tapi cara menggunakannya juga harus optimal. Selalu simpan makanan matang dan bahan yang mudah teroksidasi dalam wadah kedap udara. Cara ini juga berguna untuk mencegah perubahan aroma, tekstur, dan warna pada makanan tertentu. 

Pisahkan bahan makanan matang dan mentah untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Kontaminasi bahan makanan tentu juga mengakibatkan perubahan pada bahan makanan sehingga memungkinkan terjadinya food waste karena sudah tak layak dikonsumsi. Labeli wadah bahan pangan untuk mengingatkan kamu pada umur simpan bahan tersebut.   

Selain itu biasakan menata kulkas untuk mengetahui semua persediaan makanan mentah atau matang dalam kulkas. Prioritaskan makanan yang umur simpannya pendek untuk dikonsumsi lebih dulu. 

Lalu ada bahan-bahan yang tidak semestinya masuk kulkas seperti kentang, bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay yang baiknya disimpan pada suhu ruangan dan tidak terkena matahari. Selain itu ada juga bahan makanan yang mengandung gas etilena, misalnya buah-buahan seperti tomat, avokad, pisang, pir, atau melon. Pastikan juga untuk menjauhkan bahan-bahan tersebut dengan makanan yang sensitif dengan gas etilena seperti sayuran hijau, kentang, buah, apel, paprika, ataupun aneka berry. Menyimpan bahan dengan benar dapat memperpanjang umur simpan bahan sehingga segar lebih lama. 

6. Mengolah makanan tanpa sisa

Beberapa buah bakwan udang sayuran siap disantap.

Ada konsep yang dinamakan zero waste cooking atau memanfaatkan semua bagian dari bahan makanan secara optimal agar tidak ada yang terbuang. Kalaupun ada yang terbuang, maka itu adalah bagian yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan dan jumlahnya sedikit. Contoh paling mudahnya adalah kepala udang, tulang ayam, atau tulang sapi yang bisa dimasak menjadi kaldu.

Lalu bahan-bahan apa lagi yang umumnya bersisa? Nasi, misalnya, bisa diolah tak hanya menjadi nasi goreng. Nasi kemarin bisa dimasak menjadi nasi tim ataupun bubur ayam. Selama tidak berjamur, roti yang mulai kering bisa diolah menjadi tepung roti dan dipakai untuk membuat corn dog ataupun roti gulung sosis keju khas Jawara.

Kemudian, yang sering bersisa juga adalah sayuran dan kita bisa manfaatkan jadi menjadi camilan yang lezat, seperti resep bakwan, okonomiyaki, atau bahkan seblak. Jangan lupa siapkan Jawara Saus Sambal ataupun Jawara Cabai Tabur untuk melengkapi pengalaman makan di rumah.

Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, bukan? Dari level rumah tangga saja kita sudah bisa menghemat banyak hal. Dari uang belanja, waktu memasak, hingga bisa menghindari food waste. Hasilnya, makanan lezat selalu tersedia di rumah dan bakal sering makan bareng keluarga dan teman-teman, deh