Mengenal Bedanya Sundubu Jjigae dan Budae Jjigae

Kamu pasti pernah, kan, dibuat ngiler oleh makanan yang ada di dalam K-drama kesayanganmu? Berbagai menu khas Korea Selatan yang biasanya dihidangkan panas-panas dengan warna mencolok memang menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Masyarakat Indonesia pun kini mulai menggandrungi kuliner Negeri Ginseng tersebut, terbukti dengan menjamurnya restoran Korea di berbagai kota-kota besar.
Dari banyaknya makanan khas Korea, sundubu jjigae dan budae jjigae merupakan dua hidangan berkuah yang sering dijumpai dan digemari di Indonesia. Apa saja, sih, yang jadi perbedaan antara kedua makanan ini? Ayo, kita pelajari bersama!
Kenikmatan Sup Klasik Sundubu Jjigae

Dalam bahasa Korea, jjigae memiliki arti “sup” dan sundubu berarti “tahu halus” atau jenis tofu yang lebih lembut. Penamaan menu ini cukup amat menjelaskan lauk tahu halus yang menjadi bintang utama dari menu sundubu jjigae. Orang Korea biasa menyajikannya di dalam ttukbaegi atau pot keramik berwarna hitam dan dimakan dengan semangkuk nasi beserta kimchi.
Satu bahan dasar lainnya yang tidak boleh terlewat dalam membuat sundubu jjigae adalah gochugaru atau bubuk cabai Korea. Inilah kunci di balik warna merah mencolok yang khas pada kuahnya. Bahan lainnya yang biasa digunakan adalah minyak goreng, bawang bombay, bawang putih, air, gula, garam, minyak wijen, dan kecap asin. Masukkan dan tumis semua bahan tersebut secara bertahap ke dalam ttukbaegi yang telah dipanaskan di atas kompor.
Selain tofu, topping sundubu jjigae klasik biasanya terdiri dari telur dan daging sapi atau ayam. Daging harus ikut ditumis dalam proses pembuatan kuah agar mencegah kondisi daging yang alot atau kurang matang. Saat bumbu kuah telah lengkap dan mendidih, masukkan telur serta tahu ke dalam pot. Jangan lupa taburkan potongan daun bawang untuk menambah aroma sup.
Budae Jjigae, Teman Acara Kumpul yang Hangat

Sementara itu, budae jjigae memiliki cerita sejarahnya tersendiri yang unik. Kata budae secara harfiah berarti “unit militer”, dinamakan demikian karena makanan ini pertama muncul saat jaman perang. Para tentara Korea yang kelaparan kala itu memutuskan untuk mencampurkan semua sisa-sisa makanan milik tentara Amerika menjadi satu. Hingga kini, budae jjigae telah menjadi hidangan andalan masyarakat Korea saat kumpul bersama keluarga atau teman karena porsinya yang besar. Sup ini biasanya disajikan dalam sebuah panci atau steamboat.
Tahap pembuatan kuah budae jjigae kurang lebih sama seperti sundubu jjigae. Perbedaan yang mencolok antara kedua hidangan ini hanya terletak pada topping yang ada di dalamnya. Kalau sup yang tadi wajib memakai tahu halus, maka lauk utama yang harus ada untuk menu militer ini yaitu sosis atau luncheon. Namun, budae jjigae mempersilakan kamu untuk lebih bebas berkreasi dengan menambah topping-topping lain seperti ramyeon, jamur kancing, keju mozzarella, dan lauk apapun yang kamu inginkan.
Resep kedua sup ini mungkin tidak begitu terasa pedas bagi lidah masyarakat kita, karena bubuk cabai Korea memang tidak sepedas milik Indonesia. Karena itu, Jawara Cabai Tabur Bawang Goreng bisa kamu tambahkan untuk agar jjigae buatan kamu lebih mantap rasanya!
Untuk kamu yang ingin mencoba kuliner Korea tapi tidak suka makanan berkuah seperti sundubu jjigae, jangan khawatir. Jawara juga punya resep tteokbokki jamur yang dijamin sama enaknya! Jadi, daripada kamu cuma kepikiran makanan Korea yang disantap para oppa, yuk, berangkat ke dapur dan buat makanan a la Korea-mu sendiri!