7 Bumbu Khas Korea Selain Saus Gochujang yang Perlu Kamu Coba

saus merah di dalam mangkuk cokelat.

Gochujang? Langsung terbayang beragam makanan Korea ketika mendengar kata ini. Ada kimchi, tteokbokki, bibimbap, aneka sup pedas, dan lainnya. Inilah saus atau bumbu dasar khas Negeri Ginseng yang menjadi rahasia kelezatan kulinernya. Ada rasa pedas juga sedikit rasa manis pada saus gochujang yang berwarna merah pekat ini.

Saus gochujang adalah campuran bubuk cabai, tepung beras ketan, fermentasi pasta kedelai, dan garam. Proses pembuatannya tidak memakan waktu lama, antara 15-20 menit, kemudian semua bahan dicampur dan dimasak dalam panci. Saus gochujang menjadi salah satu bumbu dasar andalan masyarakat Korea karena dapat disimpan di kulkas maksimal selama 6 bulan. Ketersediaan saus ini tentu membuat kegiatan memasak semakin praktis. Rasa saus gochujang pun membuat masakan semakin lezat dan menggugah selera.

Ternyata, bukan hanya gochujang yang sering menjadi stok di dapur orang Korea. Setidaknya, ada 7 saus lainnya khas Korea yang menjadi bumbu utama beragam masakan. Saus apa sajakah itu? Berikut uraiannya yang telah dirangkum oleh Jawara!

1. Doenjang (pasta kacang kedelai)

pasta doenjang di mangkuk cokelat kecil dan butiran kacang kedelai.

Sekilas menyerupai taoco, doenjang merupakan pasta yang dibuat dari kacang kedelai rebus yang dihaluskan menjadi adonan pasta. Diletakkan di dalam guci keramik dengan air garam, proses fermentasi doenjang dilakukan sekitar 1-3 bulan.

Selayaknya makanan yang difermentasi, doenjang memiliki aroma yang cukup menyengat. Dari segi rasa, doenjang menyerupai taoco dimana rasa asin dominan terasa. Dari segi tekstur, doenjang terasa padat dan dapat disimpan dalam toples dan tahan berbulan-bulan di kulkas. Dalam penggunaannya, saus yang berwarna cokelat kekuningan ini sering menjadi bumbu utama untuk sup kedelai (doenjang jjigae). Selain itu, kamu bisa menggunakannya sebagai cocolan daging panggang bersama Jawara Saus Sambal

2. Aekjeot (kecap ikan)

Mirip halnya dengan kuliner Cina ataupun Asia Tenggara, masakan Korea juga punya yang disebut dengan aekjeot atau kecap ikan. Dibuat dari ikan teri atau belut pasir, aekjeot bertekstur cair dan berwarna hitam jernih. Dari segi rasa, tentu sudah bisa ditebak rasanya - asin, umami serta gurih.

Selain itu, aekjeot merupakan salah satu bahan penting dalam pembuatan kimchi karena dapat mempercepat proses fermentasi. Kecap ini juga sering menjadi campuran untuk berbagai sup, aneka side dish, dumpling, hingga menjadi cocolan daging atau ayam panggang. Biasanya aekjeot dijual dalam botol kaca dan bertahan lebih lama jika disimpan dalam kulkas.

3. Chamgireum (minyak wijen)

minyak wijen dalam mangkuk putih bersama sendok kayu dan banyak biji wijen

Dibuat dari wijen panggang, chamgireum alias minyak wijen asal Korea ini berwarna merah kecokelatan. Memiliki aroma yang kuat, setetes chamgireum dapat memperkaya rasa sebuah masakan dalam sekejap.

Tidak heran jika ini menjadi bumbu wajib punya bagi masyarakat Korea. Karena peranannya ini, chamgireum sering digunakan dalam berbagai macam sup, bubur, lauk, hingga menjadi saus cocolan daging sebelum dipanggang.

4. Gochugaru (bubuk cabai)

Berbeda dengan bubuk cabai pada umumnya, gochugaru memiliki aroma smoky yang khas.  Berwarna merah terang, bubuk cabai ini terbuat dari cabai merah Korea yang dikeringkan kemudian digiling kasar. Dari segi tekstur, bubuk halus disertai dengan serpihan biji cabai.  Sedangkan dari segi rasa, ada pedas disertai manis sehingga masih sangat bisa diterima oleh lidah masyarakat Indonesia.

Selain menjadi taburan dalam sup, bubuk cabai ini digunakan juga dalam pembuatan kimchi, campuran varian saus pedas Korea, pembuatan tteokbokki, dan masakan mi kuah. Kamu juga bisa menjumpainya sebagai pendamping berbagai side dish di restoran Korea. Nah, bagi kamu pencinta makanan pedas, taburan gochugaru yang dicampur dengan Jawara Cabai Tabur Bawang Goreng bisa memberikan cita rasa yang khas pada masakan yang tengah disantap.

5. Chunjang

Chunjang dibuat dari campuran kedelai hitam, tepung dan karamel yang difermentasi selama beberapa minggu hingga bulanan. Berwarna hitam pekat, chunjang memiliki tekstur padat yang menyerupai pasta doenjang.

Dari segi rasa, ada rasa asin dan sedikit pahit. Untuk meminimalisir rasa pahit, pastikan untuk memasak chunjang terlebih dulu sebelum menyajikannya. Ini merupakan bahan utama untuk membuat jjajangmyeon alias mi saus hitam khas Korea yang sangat populer juga di Indonesia.

6. Ganjang

Ganjang adalah kecap asin yang dibuat dari fermentasi kacang kedelai hitam khas Korea. Kacang kedelai hitam ini pertama dihaluskan dan diolah sehingga menjadi seperti pasta. Selanjutnya, ganjang disimpan dalam guci dengan air garam. Menyerupai proses pembuatan doenjang, ganjang merupakan hasil dari cairan yang terbentuk dari proses fermentasi selama beberapa bulan.

Dari segi rasa, tentu rasa asin yang mendominasi. Bertekstur sangat cair, ganjang sering dijadikan sebagai bumbu yang penting dipakai untuk tumisan, sup, marinasi daging panggang, saus cocolan, mi kuah, hingga marinasi ayam goreng. 

7. Mulyeot

Mulyeot atau sirup jagung adalah pemberi rasa manis utama yang sering digunakan dalam masakan Korea. Selain terbuat dari jagung, sirup ini juga biasa dibuat dari beras atau tebu. Tidak seperti gula pasir, mulyeot memberi tampilan akhir yang mengkilap pada makanan. Dalam penggunaannya, sirup ini menjadi campuran dalam membuat ayam goreng, galbi jjim (tumis iga), dan aneka banchan (side dish).

Dari pilihan saus di atas, mana yang sudah ada di dapurmu? Sesuaikan dengan ragam masakan yang sering kamu buat, hidangan khas Korea yang spesial pun bisa memeriahkan meja makanmu. Bagi kamu pencinta level pedas tingkat menengah ke atas, kamu wajib coba resep tteokbokki yang satu ini. Ataupun kamu bisa tambahkan juga Jawara Saus Sambal ataupun Jawara Cabai Tabur di saus gochujang favoritmu, dijamin cita rasa pedas lezatnya maksimal!